BERDAYAKAN PENDUDUK MISKIN MELALUI MASJID
SEMPAT NGOBRAS DENGAN TEMAN SEPERJUANGAN, TRUS KETEMU TOPIK MENARIK. SAYA COBA INPUT LENGKAP DARI SATU TULISAN DI HARIAN Harian Pelita, Sabtu, 16 Mei 2009 SEBAGAI BERIKUT :
PEMBERDAYAAN penduduk miskin dapat dilakukan melalui masjid. Di seluruh Indonesia jumlah masjid besar dan kecil lebih 600.000 buah. Sedangkan keberadaan masjid menjadi pusat kehidupan kemasyarakatan sehingga akan efektif sebagai pusat perubahan masyarakat.
“Khatib dapat menyampaikan sebelum khutbah beberapa hal yang berkaitan dengan masalah sosial dan kemasyarakatan,” kata Koordinator Program Pengembangan Masyarakat Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Drs H Imam Thoha Masyhuri, MMA didampingi Ketua Posdaya Masjid Baiturrahman KH Nur Hasyim dan Sekretaris Djuwito.
Prof DR Hayono Suyono dan POSDAYA |
Nur Hasyim mengemukakan masjid dan jamaahnya dapat menjadikan masjid sebagai pusat perubahan ekonomi. Khatib dan imam masjid dapat berperan menjadi agen perubahan yang dilakukan melalui mimbar-mimbar masjid. Selama ini dakwah yang disampaikan sebagai ibadah ritual yang berkaitan dengan aqidah.
Ke depan dakwah sosial yang berkaitan dengan muamalah dapat dikembangkan untuk memberdayakan masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian permasalahan utama masyarakat yang berkaitan dengan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan dapat diatasi secara bertahap.
Djuwito membenarkan dakwah sosial dapat dikembangkan di areal masjid. Ibadah mahdah dilakukan di masjid utama, sedangkan kegiatan pendukung dapat memanfatkan areal masjid seperti serambi dan halaman yang tersedia.
“Masjid Baiturrahman ramai dengan kegiatan dari Subuh hingga Isya’ mulai shalat berjamaah hingga kegiatan belajar mengajar bahkan kegiatan ekonomi,” kata Djuwito sambil menambahkan saat ini bimbingan belajar berlangsung hingga ujian nasional balk pelajar SD, SMP maupun SMA sehingga kegiatan areal masjid selalu ramai dengan kegiatan keumatan dan kemasyarakatan.
Keluarga miskin
Imam Thoha Masyhuri menambahkan dimulai dari pendataan penduduk miskin yang dapat dilakukan melalui keluarga yang merupakan unit terkecil di masyarakat sehingga perencanaan pembangunan keluarga dapat dilakukan secara baik.
Penduduk miskin dapat didata melalui masjid. Dalam radius 25 keluarga dapat diketahui secara pasti penduduk yang miskin. Pengurus masjid mengetahui benar keadaan jamaahnya, mulai jamaah yang sakit dan tidak shalat berjamaah hingga jamaah yang meninggal dunia.
Pengurus masjid mengenal betul jamaahnya, termasuk jamaah yang tergolong miskin. Untuk itu pengrus masjid mengetahui mana yang membutuhkan bantuan, mana yang membutuhkan biaya sekolah anaknya dan modal usaha yang dijalankan.
Pengurus masjid bahkan pengurus masjid mengetahui jamaahnya yang hari ini tidak makan hari itu. Dengan demikian pengurus masjid akan mengenal betul profll jamaahnya satu per satu. Dalam hal pemberdayaan jamaah masjid, pengurus masjid dapat berperan banyak.
Selain itu masjid itu tidak ada birokrasi, tidak ada perbedaan semua orang dapat datang ke masjid meski tidak diundang. Masjid menjadi tempat terbuka bagi siapa saja untuk keperluan apasaja, selama untuk membangun manusia masjid dapat menerima kehadiran setiap orang. Masjid tidak membedakan kepentingan orang per orang untuk keperluan ibadah mahdhah semua dapat diterima dalam masjid.
Pemberdayaan anak Yatim oleh BRI yang dilounching pada 2014 |
Sedangkan untuk ibadah memiliki sejarah panjang dan berperan maksimal. Sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW masjid berperan penting untuk membangun kehidupan sosial kemasyarakatan. Masjid juga untuk menyusun strategi perang, merawat pasukan yang terluka dalam peperangan, mendiskusikan kesejahteran masyarakat dan keperluan yang lebih luas.
Dalam sejarah pembangunan masjid-masjid di Jawa, selain bangunan induk untuk ibadah mohdhohjugater-dapat serambi di kiri, kanan dan depan. Serambi itu berfungsi untuk membahas berbagai permasalahan kemasyarakatan. Ibadah rnuarnalah dapat dilakukan di serambi masjid. Sejak saat itu serambi masjid memiliki banyak fungsi kemasyarakatan untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
Hal yang sama dapat dilakukan untuk membahas permasalahan kemasyarakatan aktual dalam kehidupan. Mendiskusikan bagaimana meiiyelesaikan masalah kemiskinan dapat dilakukan dalam serambi masjid. Demikian halnya dengan penyelesaian banyak permasalahan dalam kehidupan kemasyarakatan seperti pendidikan, kesehatan dan perekonomian.