kesehatan

Mayoritas Kematian tidak terdata

Siang panas saat itu menyengat dan mengharuskan berlindung, bersyukur saya berkunjung ke kelurahan Kasin di lingkungan RW IV. Saya bertemu dengan Pak Sugeng Sugianto, salah satu penggiat Lingkungan Kota Malang dan juga Ketua Kelompok Informasi Masyarakat Kelurahan Kasin. 
Disela-sela kegiatan beliau selaku penggiat lingkugan, sempat tercetus tentang santunan kepada warga Kota Malang yang meninggal dunia. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Walikota Malang pada saat sambang kampung di Kelurahan Jodipan awal Tahun 2014. Tercetus beberapa ide dan kemudahan masyarakat yang beliau ajak bicara dan mediasi dengan rekan rekan di Kantor Kesra Kota Malang, sehingga kegiatan santunan dapat diselenggarakan dengan muah dan transparan. Kami juga sempat berbincang, andaikata dapat disosialisasikan kepada warga KOta Malang lewat keberadaan KIM, maka hasilnya akan lebih mudah. Selain membantu desiminasi informasi, juga membantu/bermitra dengan Humas, Kesra, atau bahkan di tingkat Kelurahan atau dengan Pak Lurah pun akan menjadi menarik, dan punya harapan tercapai yang tinggi. Bahkan dapat pula meningkatkan keikutsertaan masyarakat lain dalam penyebar luasan informasi.
Sebagaimana disampaikan oleh Ali Gufron Mukti, wakil Menteri Kesehatan RI di Jakarta kemarin, bahwa 60 % kematian di seluruh Republik ini belum terdata dengan baik. Hanya sekitar 20 % kematian yang terdeteksi di Rumah Sakit. Dengan tidak adanya data tentang sebab kematian berujung pada sulitnya Pemerintah – dalam hal Kementrian Kesehatan RI- menerapkan kebijakan yang dapat mengurangi tingkat kematian. Apalagi banyak warga yang tidak melaporkan kematian dengan segera. 
Register kematian sangat berguna bagi Pemerintah Kota setempat, setidaknya dapat dijadikan intervensi kebijakan pengurangan angka kematian karena penyakit menular ternetu. Setidak nya mengurangi resiko terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) semisal Demam Berdarah (DB). 
“Dari situ, pemerintah setempat dapat mengeluarkan kebijakan ulang tentang penataan ulang wiayah kumuh, sehingga penyakit menular tertentu tidak meluas” ujar Gufron. 
Dilain Kesempatan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementrian Kesehatan RI Murti Utami menambahan bahwa Kementrian Kesehatan tengah melakukan uji coba registrasi kematian di 128 Kecamatan di Jawa, Sebagian Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Kegiatan yang sudah dimulai sejak 2011 berharap akan bisa dikomunikasikan pada tahun 2015. 
Diambil dari Harian Media Indonesia 23 juni 2014 dan berbagai sumber.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.